Bukan Sekadar Fosil: Pameran Dinosaurus Ini Ajak Kita Pikirkan Masa Depan Planet
Freemagz.id – Momen yang dinantikan para pencinta sains akhirnya tiba. Pusat Sains Singapura (Science Centre Singapore), bekerja sama dengan Muzium Sejarah Semula Jadi Lee Kong Chian (LKCNHM) di Universitas Nasional Singapura (NUS), resmi meluncurkan pameran megah bertajuk DINOSAURS | EXTINCTIONS | US. Menempati area seluas 3.000 meter persegi, pameran ini menggabungkan dua pameran kelas dunia Dinosaurs of Patagonia dan Six Extinctions hasil kolaborasi dengan Museo Paleontológico Egidio Feruglio (Argentina) dan Gondwana Studios (Australia).
Lebih dari 90 artefak dipamerkan, termasuk 33 fosil langka dan 60 model dinosaurus berskala besar yang membawa pengunjung menelusuri 400 juta tahun evolusi kehidupan di Bumi. Pameran ini tidak hanya menyoroti kemegahan masa lalu, tetapi juga mengajak pengunjung merenungkan peran manusia di tengah krisis keanekaragaman hayati saat ini.

Salah satu sorotan utama pameran ini adalah replika Patagotitan mayorum, dinosaurus terbesar yang pernah ditemukan manusia. Raksasa sepanjang 40 meter dengan bobot 57 ton ini pertama kali ditemukan di Provinsi Chubut, Argentina, pada tahun 2014. Fosilnya merupakan salah satu yang paling lengkap dari spesies sauropoda, mengubah pemahaman ilmuwan tentang batas ukuran makhluk purba tersebut.
Tidak kalah menarik, pengunjung juga dapat berhadapan langsung dengan Tyrannosaurus rex yang legendaris dijuluki “Scotty” predator menakutkan sepanjang 13 meter dan merupakan spesimen T. rex terbesar yang pernah ditemukan. Kehadirannya menjadi simbol kekuatan dan puncak evolusi dinosaurus di zamannya.
Selain kisah dari masa prasejarah, pameran ini juga menyoroti keanekaragaman hayati Singapura yang kini terancam. LKCNHM menghadirkan area khusus yang menampilkan spesies asli Singapura yang telah punah, seperti burung pelatuk abu-abu besar (great slaty woodpecker, Mulleripicus pulverulentus).

Burung ini dulu berkembang biak di hutan tua Singapura, namun punah akibat hilangnya habitat alami. Kini, spesies tersebut hanya sesekali terlihat melintas dari Semenanjung Malaysia sebuah pengingat nyata tentang kehilangan yang terjadi di era modern.
“DINOSAURS | EXTINCTIONS | US bukan sekadar pameran tentang kehidupan purba. Ini adalah refleksi tentang kelangsungan hidup, dan ajakan untuk memahami peran manusia dalam menentukan masa depan planet ini,” ujar Tham Mun See, Chief Executive, Pusat Sains Singapura. “Lewat fosil dan pengalaman interaktif, kami ingin menumbuhkan rasa ingin tahu sekaligus kesadaran terhadap krisis keanekaragaman hayati yang sedang berlangsung.”
Pameran ini tidak hanya memamerkan benda, tetapi juga menghadirkan pengalaman interaktif untuk pengunjung dari segala usia. Mulai dari Test Your Strength Challenge yang menguji kekuatan melawan dinosaurus, Imagine Dinosaurs yang memungkinkan pengunjung menambahkan otot dan warna pada fosil digital, hingga Digital Fossil Dig, simulasi layar sentuh yang meniru pengalaman menggali fosil sungguhan.
Pengunjung juga dapat mengoleksi stempel tematik di beberapa stamping stations, sambil mempelajari kisah menarik tentang dunia prasejarah. “Dinosaurus dan peristiwa kepunahan massal memberi pelajaran penting bagi dunia,” ungkap Associate Professor Darren Yeo, Kepala LKCNHM.

“Melalui pameran ini, kami menyoroti peran Singapura dalam isu kepunahan massal keenam di mana manusia adalah bagian dari masalah sekaligus kunci solusi. Ilmu pengetahuan, bila disampaikan dengan cara yang menarik, bisa menginspirasi tindakan nyata untuk pelestarian keanekaragaman hayati.”
Pameran Dinosaurs of Patagonia, yang dikuratori oleh Dr. Rubén Cúneo, Direktur Museo Paleontológico Egidio Feruglio, memperlihatkan kekayaan paleontologi Argentina dan inovasi sains yang mendunia. “Setiap fosil adalah kisah tentang ketekunan dan penemuan. Kami ingin dunia memahami bagaimana ilmu pengetahuan menghubungkan manusia dengan masa lalu dan planet yang kita huni,” ujar Dr. Cúneo.
Sementara itu, Six Extinctions karya Gondwana Studios membawa pengunjung menjelajahi lima peristiwa kepunahan besar sepanjang sejarah Bumi hingga masa kini, ketika aktivitas manusia menjadi pemicu utama “Kepunahan Massal Keenam”. “Kepunahan tidak selalu berarti akhir,” jelas Peter Norton, Direktur Gondwana Studios. “Ia juga tentang kebangkitan dan kemampuan kita untuk menentukan kehidupan apa yang akan bertahan di masa depan.”
Melalui kombinasi antara ilmu pengetahuan, seni pameran, dan refleksi ekologis, DINOSAURS | EXTINCTIONS | US menjadi lebih dari sekadar perjalanan ke masa lampau. Ia adalah seruan untuk bertindak, mengingatkan bahwa Bumi pernah kehilangan sebagian besar kehidupan dan bahwa masa depan planet ini kini ada di tangan kita.

